29 Mei 2018

5 Hal Perusak Puasa, Semuanya Terumbar di Media Sosial


Memasuki suasana bulan Ramadhan, sebaiknya kita memerhatikan tuntunan yang diajarkan syariat. Upaya itu kita lakukan semata untuk mendapatkan ganjaran yang besar dan terhindar dari amalan-amalan yang dapat merusak pahala puasa.

Di antara perkara yang merusak puasa adalah dusta, ghibah, adu domba, sumpah palsu, dan melihat dengan syahwat. Umumnya 5 hal tersebut terjadi di tempat yang berbeda. Misalnya, berghibah yang biasanya terjadi di tongkrongan, Dusta dan sumpah palsu dan adu domba banyak terjadi di ranah politik dan perdagangan, dan sebagainya.

Namun dewasa ini, ada satu tempat dimana 5 hal itu banyak terjadi. Bahkan dalam beberapa kasus, 5 hal itu dinilai sebagai suatu kewajaran di tempat tersebut. Yap, media sosial tempatnya.

Perhatikan saja, dusta merajalela dengan banyaknya Hoaks yang ada. Sumpah palsu para Pedagang online yang banyak mempromosikan dagangannya lewat sosial media. Juga melihat dengan syahwat iklan dan postingan yang terkadang mencantumkan konten-konten vulgar, tak menutup aurat/menunjukkan lekuk tubuh, hingga yang terang-terangan dan sengaja menggunakan gambar tak senonoh.

Ghibah juga sama. Hampir tiap hari ada saja figur yang menjadi obrolan netizen. Mulai orang biasa hingga pejabat negara tak luput dari pergunjingan, cercaan, dan intimidasi netizen. Tak jarang pula ada yang menambahkan bumbu-bumbu hoaks agar objek semakin hina di mata pembaca.

Banyaknya pengguna media sosial di Indonesia serta watak mayoritas mereka yang mudah percaya serta malas untuk mengkonfirmasi agaknya menjadi penyebab utama mudahnya beberapa oknum untuk mengadu domba umat. Dengan gambar yang menipu disertai dengan caption yang provokatif, opini masa mudah digerakkan menuju pemikiran tertentu atau bahkan untuk memusuhi suatu kelompok tertentu.

Namun ini semua tak hanya tentang itu. Selain tentang bagaimana kita memperbaiki diri menyambut bulan suci, hal di atas secara tidak langsung mewanti-wanti kita untuk lebih berhati-hati dalam berkata di bermedia sosial, terkhusus di bulan ramadhan.

Ini bukan berarti 5 hal itu diperbolehkan di luar Ramadhan. Bukan juga menghimbau untuk menjadi baik hanya pada bulan ramadhan. Tetapi alangkah baiknya jika kita menjadikan momen Ramadhan ini sebagai titik balik untuk merubah sikap kita dalam bermedia sosial.

Banyak langkah yang bisa dilakukan untuk berubah. Untuk Hoaks misalnya, bisa diatasi dengan tidak mudah percaya dan mengklarifikasi setiap berita yang masuk.

Konten Vulgar berupa iklan bisa diblok menggunakan adblock, sedangkan jika berbentuk postingan bisa dilaporkan sebagai hal yang tidak pantas dalam opsi pelaporan. Ingatlah, selalu ada cara untuk menjadi lebih baik. Tinggallah kita mau berubah, atau tetap menjadi racun di media sosial.

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”



Sumber : Ibnu/Kiblat.net

22 Mei 2018

Kartu Ucapan Ramadhan 1439 H / 2018

Bulan Ramadhan adalah bulan yang suci. Seperti embun pagi yang membasahi dedaunan di kala pagi. Embun sejuk yang akan membasuh dan membersihkan jiwa kita




Momen menyambut datangnya bulan suci Ramadhan sudah sangat ditunggu – tunggu bagi seluruh umat Muslim di seluruh dunia untuk sekedar berbagi kebahagiaan mulai dari memberikan kartu ucapan selamat berpuasa Ramadhan 1439 atau anda dapat jadikan ucapan selamat Berpuasa Ramadhan 1439 H sebagai status di media sosial seperti facebook, twitter, whatsApp dan sebagainya.


Nah buat para sahabat, khususnya umat Muslim yang ingin berbagi kebahagiaan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan dengan cara memberikan kata – kata ucapan selamat puasa Ramadhan, berikut ini akan saya informasikan tentang “ 10 Kartu ucapan Pilihan Puasa di bulan Ramadhan 1439 H / 2018 “ yang dapat anda kirimkan kepada keluarga, teman sampai rekan kerja anda.

 Esok adalah harapan sekarang adalah pengalaman kemarin adalah kenangan... yang tak luput dari khilafan mohon maaf lahir dan batin, Semoga RAMADHAN kali ini lebih baik dari RAMADHAN tahun lalu Amin 


 Tibalah kini bulan Ramadhan, pesan ini sebagai ganti jabat tangan tuk memohonkan maaf dari kekhilafan, MOHON MAAF LAHIR & BATIN Marhaban yaa Ramadhan 


 Setitik tinta jadi noda setitik salah jadi dosa Bulan penuh berkat segera tiba Mari tekun ibadah di bulan puasa Marhaban yaa Ramadhan 


 Pagi yang penuh berkas segera menghapiri tanda ramadhan segera tiba, Secarik Kertas sebagai tulisan noda, rintikan hujan menyejukan kalbu, sucikan kalbu bersihkan jiwa mantapkan raga di bulan yang suci. selamat Menjalankan ibadah puasa Semoga jadi momen meningkat ibadah Marhaban Ya Ramadhan 


  Bulan indah nan suci kini datang kembali membawaa kebahagiaan yang begitu berarti kepada jiwa jiwa yang menanti Ramadhan bulan penuh ampunan saatnya bersihkan jiwa dari segala dosa Untuk kembali fitrah dan meraih kemenangan , SELAMAT… 


  Saur bertanda awal puasa jangan malas untuk bangun usap mata maknai awal puasa dengan bahagia Agar mendapat berkah dan amal ibada Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Marhaban Ya Ramadhan 


  Satu tahun berlalu begitu cepat, Tanpa terasa Ramadhan Sudah Tiba Tidak ada kata seindah doa, Menjalankan puasa penuh berkah Selamat Menjalankan ibadah Puasa, Marhaban Ya Ramadhan 


 “Marhaban ya Ramadhan, bulan suci penuh berkah telah tiba. Saatnya untuk lebih mendekatkan diri pada-Nya, menjauhi keburukan, memperbanyak ibadah. Dengan segala kerendahan hati, mohon maaf lahir dan batin. Marhaban ya Ramadhan. 


 Marhaban Ya Ramadhan... Mohon di bukakan pintu maaf atas segala kekhilafan. Taqoballahu mina wa minkum... selamat menunaikan ibadah puasa. 


 Hapuskan Dendam, Bersihkan Hati, Luruskan Niat, Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1439 H 


 “Selembut embun di pagi hari, tengadah tangan sepuluh jari, ucapkan salah setulus hati, mari kita bersama berbenah diri, di bulan Ramadhan yang suci. Marhaban ya Ramadhan. Selamat menunaikan ibadah puasa.” 


19 Mei 2018

Ramadhan Ukhuwah; Bersatu Membangun Negeri


Ramadhan Ukhuwah; Bersatu Membangun Negeri

Oleh: Muhammad Ode Wahyu, SH.


Ramadhan bulan mulia, tamu agung bagi mereka yang berharap akan ampunan Tuhannya dan merindukan surgaNya. Ramadhan bulan ibadah dan musim ketaatan. Ia juga adalah bulan ukhuwah dan persatuan.

Oleh karenanya, beberapa amalan ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan di dalamnya adalah amalan penguat ukhuwah dan persatuan. Amalan-amalan itu tidak hanya menghubungkan antara hamba dengan Tuhannya, tapi juga antara hamba dengan hamba yang lainnya.

Diantara amalan-amalan itu adalah:

1. Puasa Ramadhan adalah ibadah yang harus dilaksanakan secara berjama’ah tidak sendiri-sendiri.

Beberapa ulama mengatakan bahwa jika ada seseorang yang melihat hilal Ramadhan sendirinya, namun manusia yang lainnya belum melihatnya, maka ia harus berpuasa bersama manusia. Ia tidak boleh berpuasa sendirian berdasarkan hilal yang telah dilihatnya itu dan tidak boleh pula baginya membangun hukum-hukum puasa berdasarkan penglihatannya terhadap hilal seorang diri. Artinya, ibadah puasa Ramadhan adalah ibadah yang harus dilakukan secara bersama-sama dan tidak boleh sendiri-sendiri. Ini merupakan pendapat sebagian ulama salaf, satu riwayat pendapat dari imam Ahmad dan merupakan pendapat yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahumullah.( Mukhtashar Fiqhi ash-Shaum: 74).

Syaikh Abdullah bin Abdirrahman al-Bassam rahimahullah berkata: “Barangsiapa melihat hilal seorang diri saja, maka ia tidak wajib berpuasa dan melaksanakan seluruh hukum-hukum yang berkaitan dengan bulan Ramadhan. Sebab ia harus berpuasa dengan manusia dan berhari raya dengan manusia. Ini adalah pendapat yang benar dari seluruh perkataan yang ada”.( Taudhih al-Ahkam: 2/196)

Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam: “Puasa dilakukan pada hari ketika kalian bersama-sama melaksanakan puasa, beridul fitri dilakukan pada hari kalian bersama-sama melakukan idul fitri dan idul adha dilakukan ketika kalian bersama-sama melakukan idul adha”. Imam Tirmidzy berkata: “Sebagian ahli ilmu menafsirkan hadits ini bahwa ibadah puasa dan berhari raya hanya boleh dilakukan ketika bersama dengan jama’ah dan kebanyakan manusia”. (Sunan at-Tirmidzy: 3/80 No 697)

Amalan ini menunjukkan betapa Ramadhan sangat mengedepankan persatuan umat dan mengedepankan keegoan diri sendiri.

2. Memberi makan orang yang berbuka puasa.

Salah satu amalan yang dapat menguatkan rasa persaudaraan dan persatuan antar sesama muslim adalah saling memberi hadiah. Saling memberi hadiah dapat menghilangkan kebencian di dalam dada, melembutkannya dan menumbuhkan rasa cinta.

Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Saling memberi hadiahlah, sebab hadiah dapat menghilangkan rasa benci di dalam dada”. (HR. Tirmidzy No. 2130)

Diantara amalan yang termasuk dalam bentuk saling memberi hadiah saat bulan Ramadhan adalah memberi makanan untuk orang-orang yang berbuka puasa.Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa memberi makanan untuk berbuka puasa seorang bagi seorang yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun".

3. Memperbanyak sedekah

Seorang manusia akan merasa sangat bahagia ketika mendapat sedekah dari saudaranya. Tidak hanya memunculkan rasa bahagia, ia juga akan menumbuhkan rasa cinta dan menghilangkan rasa benci, sehingga akan semakin meguatkan ukhuwah dan persatuan. Sedekah merupakan amalan yang dianjurkan di bulan Ramadhan. Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma menuturkan: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling dermawan. Dan kedermawanan beeliau semakin bertambah ketika berada pada bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari No. 1902)

4. Menahan amarah dan memaafkan orang lain.

Tujuan dari melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan adalah agar seseorang dapat meraih ketakwaan. Allah Azza wa Jalla berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Terjemahan QS. Al-Baqarah: 183)

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Terjemahan QS. Al-Baqarah: 183)

Salah satu sifat orang yang bertakwa adalah mampu menahan amarah dan mudah memaafkan orang lain. Seorang hamba yang berpuasa pada bulan Ramadhan harus mampu melatih dirinya agar dapat memliki sifat mulia ini dan berhias dengannya. Sebab jika tidak, maka ia kehilangan sifat takwa padahal takwa itu adalah tujuan utama dari melaksanakan ibadah puasa.

Jika seseorang telah mampu menahan amarahnya dan mudah memaafkan amarahnya, maka rasa persaudaraan dan persatuan akan semakin kuat dan tidak mudah dipecah belah.

Dari beberapa amalan ini bisa disimpulkan bahwa ibadah puasa yang dilakukan pada bulan Ramadhan bukanlah sekedar ibadah yang hanya menghubungkan antara hamba dengan Tuhannya, akan tetapi ia lebih dari itu. Ibadah puasa juga merupakan ibadah ukhuwah dan persatuan.


Islam dan persatuan

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah persatuan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai amaliyah ibadahnya, salah satunya ibadah puasa. Diantara urgensi persatuan yang diisyaratkan di dalam al-Qur’an adalah memperoleh kemenangan dan bertambahnya kekuatan. Allah Azza wajalla berfirman: “Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Anfal: 46)

Ayat ini memberi isyarat bahwa perseteruan akan menyebabkan munculnya rasa takut dan hilangnya kekuatan, sedang persatuan akan menghasilkan kebalikan darinya, yaitu kemenangan dan munculnya kekuatan.

Persatuan sangat kita perlukan untuk kejayaan negeri yang kita cintai ini, Indonesia. Tanpa persatuan maka Indonesia tidak bisa maju dan sederajat dengan bangsa-bangsa lainnya. Sebaliknya, perpecahan hanya akan membawa kemunduran Indonesia.

Semoga Ramadhan kali ini semakin merekatkan ukhuwah di antara kita, semakin membuat kita peduli kepada sesama, yang dengannya kita saling mencintai dengan landasan takwa kepada Allah Ta’ala.